relaxmody.com – “Bohemian Rhapsody” adalah salah satu lagu paling ikonik dalam sejarah musik rock, diciptakan oleh band legendaris asal Inggris, Queen, dan ditulis oleh vokalis mereka, Freddie Mercury. Dirilis pada 31 Oktober 1975 sebagai singel utama dari album A Night at the Opera, lagu ini memecahkan batasan konvensional musik pop dan rock dengan struktur yang tidak biasa, perpaduan genre, dan lirik yang penuh teka-teki. Artikel ini akan menjelajahi sejarah penciptaan lagu, elemen musikalnya, dampak budaya, dan warisan abadi yang membuat “Bohemian Rhapsody” tetap relevan hingga hari ini.
Latar Belakang dan Penciptaan
Freddie Mercury mulai mengembangkan ide untuk “Bohemian Rhapsody” pada akhir 1960-an, dengan konsep awal yang ia gambarkan sebagai “potongan-potongan musik yang disatukan.” Lagu ini akhirnya selesai ditulis pada awal 1970-an, dengan Mercury memiliki visi yang jelas tentang bagaimana lagu ini akan terdengar. Menurut rekan bandnya, Brian May, Mercury memiliki struktur lagu yang lengkap di kepalanya sebelum perekaman dimulai.
Lagu ini direkam di beberapa studio, termasuk Rockfield Studios di Wales, selama musim panas 1975. Proses perekaman memakan waktu sekitar tiga minggu, dengan fokus besar pada bagian vokal harmoni yang rumit. Bagian operatik, yang menjadi ciri khas lagu ini, melibatkan ratusan lapisan vokal yang direkam oleh Mercury, May, dan Roger Taylor. John Deacon, bassis Queen, tidak menyumbangkan vokal tetapi berperan penting dalam aransemen instrumental.
Struktur dan Elemen Musikal
“Bohemian Rhapsody” terkenal karena strukturnya yang tidak konvensional. Dengan durasi 5 menit 55 detik, lagu ini terdiri dari enam bagian berbeda tanpa chorus tradisional:
-
Introduksi (Balada): Dimulai dengan harmoni vokal a cappella, diikuti oleh piano akustik Mercury yang lembut, menciptakan suasana introspektif.
-
Bagian Balada: Lirik emosional tentang pengakuan dosa dan perpisahan, didukung oleh melodi piano yang kuat.
-
Bagian Operatik: Segmen ini menampilkan harmoni vokal yang kompleks, dengan referensi ke tokoh seperti Scaramouche dan Galileo, menciptakan nuansa teater.
-
Bagian Hard Rock: Ledakan energi dengan riff gitar Brian May yang kuat dan drum agresif Roger Taylor.
-
Coda (Penutup): Kembali ke suasana balada yang lembut, diakhiri dengan nada piano yang sederhana dan gong.
-
Outro: Frasa penutup “Any way the wind blows” yang ikonik, memberikan kesan terbuka.
Lagu ini memadukan elemen rock, opera, dan balada, dengan pengaruh dari musik klasik dan teater musikal. Liriknya penuh teka-teki, dengan interpretasi yang berkisar dari kisah pribadi Mercury hingga alegori tentang perjuangan batin dan pengampunan.
Penerimaan dan Kesuksesan Komersial
Saat dirilis, “Bohemian Rhapsody” awalnya mendapat tanggapan beragam dari kritikus karena panjangnya yang tidak biasa untuk radio dan struktur yang tidak konvensional. Namun, lagu ini dengan cepat menjadi fenomena. Singel ini menduduki peringkat satu di UK Singles Chart selama sembilan minggu berturut-turut pada 1975–1976, sebuah rekor pada saat itu. Setelah kematian Freddie Mercury pada 1991, lagu ini kembali ke puncak tangga lagu Inggris selama lima minggu berkat rilis ulang untuk amal.
Di Amerika Serikat, lagu ini mencapai posisi sembilan di Billboard Hot 100 pada rilis awal dan kemudian mencapai posisi dua pada 1992 setelah muncul dalam film Wayne’s World. Secara global, lagu ini terjual jutaan kopi dan mendapat sertifikasi multi-platinum di berbagai negara.
Dampak Budaya
“Bohemian Rhapsody” tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam budaya populer. Video musiknya, yang disutradarai oleh Bruce Gowers, dianggap sebagai salah satu video musik modern pertama, mempopulerkan format ini di era pra-MTV. Adegan headbanging dalam Wayne’s World (1992) memperkenalkan lagu ini kepada generasi baru, meningkatkan popularitasnya di kalangan anak muda.
Lagu ini juga sering muncul di media, termasuk acara TV, film, dan iklan. Pada 2018, film biografi Queen, Bohemian Rhapsody, dinamai berdasarkan lagu ini dan memenangkan beberapa Academy Awards, memperkuat warisan lagu tersebut. Lagu ini juga sering di-cover oleh artis dari berbagai genre, mulai dari Elton John hingga Panic! At The Disco.
Warisan dan Relevansi
Hingga kini, “Bohemian Rhapsody” tetap menjadi salah satu lagu paling dikenal dan dicintai di dunia. Lagu ini sering menduduki puncak daftar “lagu terbaik sepanjang masa” dalam berbagai jajak pendapat, seperti yang dilakukan oleh Rolling Stone dan NME. Pada 2021, lagu ini menjadi lagu pertama dari abad ke-20 yang mencapai satu miliar streaming di Spotify, menunjukkan daya tariknya yang lintas generasi.
Lagu ini juga menjadi simbol kreativitas tanpa batas dan keberanian artistik. Freddie Mercury pernah berkata bahwa ia ingin menciptakan sesuatu yang berbeda, dan “Bohemian Rhapsody” berhasil melampaui ekspektasi tersebut. Lagu ini terus menginspirasi musisi untuk bereksperimen dengan genre dan struktur.
“Bohemian Rhapsody” adalah lebih dari sekadar lagu; ini adalah karya seni yang mendefinisikan ulang batasan musik populer. Dengan perpaduan unik antara emosi mentah, kejeniusan musikal, dan keberanian eksperimental, lagu ini telah mengukir tempatnya dalam sejarah musik. Baik Anda mendengarkan harmoni operatiknya, riff gitar yang membakar, atau lirik yang penuh misteri, “Bohemian Rhapsody” tetap menjadi pengalaman mendalam yang terus beresonansi dengan pendengar di seluruh dunia.