relaxmody.com – Star-nosed mole (Condylura cristata) adalah mamalia kecil yang luar biasa, dikenal karena hidungnya yang unik menyerupai bintang. Ditemukan di Amerika Utara, terutama di wilayah timur laut Amerika Serikat dan Kanada, hewan ini hidup di rawa-rawa dan lahan basah. Dengan 22 tentakel merah muda yang sensitif di sekitar moncongnya, star-nosed mole adalah salah satu spesies paling aneh dan menarik di dunia satwa.
Ciri Fisik dan Adaptasi
Star-nosed mole memiliki tubuh kecil, panjangnya sekitar 15-20 cm dengan ekor 6-8 cm, dan berat hanya sekitar 50 gram. Bulunya yang hitam pekat atau cokelat tua tahan air, cocok untuk lingkungan basah tempat ia tinggal. Namun, fitur paling mencolok adalah hidungnya yang berbentuk bintang, terdiri dari 22 tentakel fleksibel yang disebut organ Eimer. Organ ini memiliki lebih dari 25.000 reseptor sensorik, menjadikannya salah satu organ sentuhan paling sensitif di dunia hewan.
Hidung berbintang ini memungkinkan mole untuk mendeteksi mangsa dalam hitungan milidetik—tepatnya, hanya 230 milidetik untuk mengenali, menangkap, dan memakan mangsa, menjadikannya salah satu pemakan tercepat di dunia. Tentakel ini juga membantu navigasi di air dan tanah, bahkan saat menyelam, karena mole ini adalah perenang ulung yang bisa menahan napas hingga 30 detik.
Habitat dan Distribusi
Star-nosed mole lebih menyukai lingkungan basah seperti rawa, tepi sungai, dan lahan berlumpur di Amerika Utara, dari Quebec hingga Georgia. Mereka membangun terowongan di tanah lembab untuk berburu dan bersarang, sering kali dekat dengan air. Berbeda dari tikus tanah lain, star-nosed mole sering aktif di permukaan, terutama saat mencari makan di air atau lumpur.
Perilaku dan Diet
Sebagai hewan nokturnal dan diurnal, star-nosed mole aktif sepanjang hari dan malam, terutama di musim semi dan musim gugur. Mereka adalah pemakan rakus, mengonsumsi hingga 50% berat tubuhnya setiap hari. Diet utamanya meliputi cacing, serangga air, krustasea kecil, dan kadang-kadang ikan kecil. Hidung berbintangnya memungkinkan mereka mendeteksi mangsa di bawah air melalui getaran dan bahkan bau, karena mereka mampu “mencium” di bawah air dengan mengembuskan gelembung udara dan menghirupnya kembali.
Mole ini juga dikenal sebagai penggali ulung, menggunakan cakar depannya yang lebar untuk membuat terowongan. Mereka hidup soliter kecuali saat musim kawin, dan sering kali agresif terhadap sesama mole di wilayah mereka.
Reproduksi dan Siklus Hidup
Musim kawin star-nosed mole terjadi pada akhir musim dingin hingga awal musim semi. Setelah masa kehamilan sekitar 45 hari, betina melahirkan 2-7 anak di sarang bawah tanah yang dilapisi rumput kering. Bayi mole lahir tanpa bulu dan buta, tetapi berkembang cepat dan mandiri dalam beberapa minggu. Umur rata-rata mereka di alam liar adalah 2-4 tahun, meskipun ancaman predator seperti burung hantu, rubah, dan ular sering mempersingkat usia mereka.
Peran Ekologis dan Ancaman
Star-nosed mole berperan penting dalam ekosistem lahan basah. Dengan menggali terowongan, mereka membantu mengaerasi tanah, meningkatkan sirkulasi air dan nutrisi. Sebagai predator mikro, mereka mengendalikan populasi serangga dan cacing, menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, mereka rentan terhadap hilangnya habitat akibat drainase lahan basah untuk pembangunan atau pertanian. Meskipun IUCN mengklasifikasikan spesies ini sebagai Least Concern, perubahan iklim dan polusi air tetap menjadi ancaman jangka panjang.
Fakta Menarik
-
Kecepatan Sentuhan: Star-nosed mole adalah hewan dengan respons sentuhan tercepat, mampu mengidentifikasi mangsa dalam 1/4 detik.
-
Oksigen di Air: Mereka dapat menyelam dan mencari makan di bawah air, menggunakan gelembung udara untuk mendeteksi bau.
-
Konsumsi Tinggi: Untuk mempertahankan metabolisme cepat, mereka makan setengah berat tubuhnya setiap hari.
-
Penglihatan Buruk: Mata kecil mereka hampir tidak berfungsi; mereka mengandalkan hidung untuk navigasi dan berburu.
-
Adaptasi Musim Dingin: Di musim dingin, mereka tetap aktif di bawah salju, mencari makan di terowongan atau air yang tidak membeku.
Star-nosed mole adalah keajaiban evolusi, menggabungkan adaptasi unik dengan peran penting dalam ekosistem lahan basah. Hidung berbintangnya bukan hanya fitur aneh, tetapi alat canggih yang menjadikannya salah satu hewan paling efisien di alam. Bagi pecinta satwa, mengamati star-nosed mole di habitat aslinya, seperti rawa-rawa New England, adalah pengalaman yang tak terlupakan. Namun, pelestarian lahan basah sangat penting untuk memastikan kelangsungan spesies ini. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, kunjungi pusat konservasi satwa liar atau baca penelitian tentang adaptasi sensorik mereka—makhluk ini benar-benar luar biasa!