relaxmody – Ki Wasyid, atau lengkapnya Kyai Hajji Wasyid bin Muhammad Abbas (lahir 1843 – wafat 30 Juli 1888) merupakan ulama dan pejuang Banten yang memainkan peran penting dalam perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda melalui Perang Cilegon 1888. Berasal dari Ciwandan, Banten, Ki Wasyid mengorganisir para jawara, santri, dan rakyat jelata untuk bergerak melawan dominasi Belanda yang mulai meresahkan warga setempat melalui monopoli perdagangan dan penindasan budaya.
Dalam perjuangan tersebut, Ki Wasyid menunjukkan kombinasi kepemimpinan spiritual dan strategi militer. Ia tidak hanya memimpin pasukan tetapi juga menggerakkan sinergi antara ulama dan elemen sosial lainnya sebagai bagian dari resistensi kolektif. Meskipun jumlah pasukannya terbilang kecil, semangatnya membakar kesadaran anti-kolonial di Banten terutama saat 9 Juli 1888 ketika Perang Cilegon meletus.
Sayangnya perjuangan Ki Wasyid berakhir tragis ketika ia gugur di medan tempur pada usia sekitar 45 tahun. Walau demikian, warisannya tetap hidup sebagai simbol keberanian dan kepercayaan bahwa perlawanan terhadap penjajah harus merangkul aspek keagamaan, sosial, dan budaya. Belakangan, namanya diusulkan sebagai pahlawan nasional Indonesia sebagai pengakuan atas jasa-jasanya.
Kisah Ki Wasyid penting untuk diangkat karena mengingatkan bahwa gerakan kemerdekaan tidak hanya berlangsung di Jawa-Timur atau Sumatra, tetapi juga di daerah pesisir seperti Banten dengan karakter perjuangan yang khas: gabungan antara ulama, jawara, dan rakyat kecil. Pengaruh spiritual yang dipadukan dengan aksi fisik menjadikannya tokoh yang menarik bagi pemahaman sejarah lokal yang sering terabaikan.
Dengan menggali lebih jauh kisah seperti Ki Wasyid, generasi sekarang dapat memahami bahwa kemerdekaan bukan hadiah semata, melainkan hasil banyak perjuangan tak terhitung tersebar di seluruh pelosok nusantara. Semangatnya memberi pelajaran bahwa keberanian, kepemimpinan berbasis nilai dan kerjasama bisa mengubah arus sejarah.
