Like a Rolling Stone, Kisah Lagu Ikonik Bob Dylan

relaxmody.com – “Like a Rolling Stone” adalah salah satu lagu paling legendaris dalam sejarah musik, diciptakan dan dibawakan oleh Bob Dylan. Dirilis pada 20 Juli 1965 sebagai single dari album Highway 61 Revisited, lagu ini tidak hanya mengubah arah karier Dylan, tetapi juga mengguncang dunia musik dengan pendekatan inovatifnya. Dengan durasi lebih dari enam menit, lirik yang penuh makna, dan energi rock yang revolusioner, lagu ini dianggap sebagai salah satu karya paling berpengaruh dalam musik populer. Berikut adalah kisah di balik lagu ini, dampaknya, dan fakta menarik yang membuatnya abadi.

Latar Belakang dan Proses Kreatif

Pada tahun 1965, Bob Dylan berada di puncak transisi dari seorang penyanyi folk akustik menjadi pionir rock elektrik. Setelah merilis album Another Side of Bob Dylan (1964), Dylan mulai bereksperimen dengan suara yang lebih keras dan lirik yang lebih puitis. Like a Rolling Stone lahir dari momen frustrasi dan inspirasi. Dylan awalnya menulis liriknya sebagai puisi panjang, yang ia gambarkan sebagai “coretan panjang, muntahan kata-kata” yang berisi kemarahan dan sindiran. Dalam wawancara dengan Rolling Stone, Dylan menyebut lagu ini sebagai ekspresi kemarahan terhadap kemunafikan sosial dan kehilangan identitas.

Proses rekaman lagu ini berlangsung di Columbia Records’ Studio A di New York pada 15-16 Juni 1965. Dylan bekerja bersama produser Tom Wilson dan sejumlah musisi berbakat, termasuk Al Kooper, yang secara spontan memainkan organ ikonik yang menjadi ciri khas lagu ini. Kooper, yang sebenarnya bukan pemain organ, menciptakan riff sederhana namun kuat yang memberikan warna emosional pada lagu. Sesi rekaman dipenuhi improvisasi, dan versi final yang dirilis adalah take keempat dari hari kedua, menangkap energi mentah dan spontanitas yang membuat lagu ini begitu hidup.

Lirik dan Makna

Lirik Like a Rolling Stone adalah sorotan utama lagu ini. Dengan nada sinis dan penuh sindiran, Dylan menceritakan kisah seseorang yang jatuh dari kehidupan penuh kemewahan ke dalam ketidakpastian, seperti “batu yang menggelinding” tanpa arah. Baris pembuka, “Once upon a time you dressed so fine / You threw the bums a dime in your prime, didn’t you?”, langsung menarik pendengar ke dalam narasi tentang keangkuhan dan kehancuran. Meski Dylan tidak pernah secara eksplisit mengungkapkan siapa inspirasi di balik lagu ini, banyak yang berspekulasi bahwa liriknya ditujukan kepada sosok tertentu—mungkin seorang sosialita, mantan kekasih, atau bahkan cerminan dirinya sendiri.

Tema universal lagu ini—kehilangan status, kebebasan, dan pencarian identitas—membuatnya relevan hingga kini. Frasa “How does it feel?” yang diulang di bagian chorus menjadi seruan eksistensial, menantang pendengar untuk merenungkan makna kebebasan dan konsekuensi dari pilihan hidup.

Dampak dan Kontroversi

Saat dirilis, Like a Rolling Stone memicu reaksi beragam. Dengan durasi 6 menit 13 detik, lagu ini jauh lebih panjang dari standar single radio pada masa itu, yang biasanya berdurasi di bawah tiga menit. Banyak stasiun radio awalnya menolak memutar lagu ini karena panjangnya, tetapi tekanan dari penggemar dan DJ akhirnya membuatnya menjadi hit. Lagu ini mencapai posisi #2 di Billboard Hot 100 dan menjadi anthem generasi 1960-an.

Transisi Dylan ke musik rock elektrik dalam lagu ini juga memicu kontroversi di kalangan penggemar folk. Pada penampilan bersejarah di Newport Folk Festival 1965, Dylan tampil dengan band elektrik dan memainkan Like a Rolling Stone, yang disambut dengan campuran tepuk tangan dan cemoohan dari penonton. Meski kontroversial, langkah ini menandai perubahan paradigma dalam musik, menginspirasi seniman seperti The Beatles dan The Rolling Stones untuk bereksperimen lebih jauh.

Pengaruh dan Warisan

Like a Rolling Stone sering disebut sebagai salah satu lagu terbesar sepanjang masa. Majalah Rolling Stone menempatkannya di peringkat #1 dalam daftar “500 Greatest Songs of All Time” pada 2004 dan 2010. Lagu ini memengaruhi tidak hanya musisi, tetapi juga budaya populer, dengan liriknya yang sering dikutip dalam film, buku, dan media lainnya. Lagu ini juga dianggap sebagai titik balik dalam sejarah rock, membuka jalan bagi lagu-lagu dengan lirik yang lebih kompleks dan emosional.

Berbagai artis telah merekam versi cover Like a Rolling Stone, termasuk Jimi Hendrix, The Rolling Stones, dan Green Day, masing-masing dengan interpretasi unik mereka. Lagu ini juga sering muncul dalam film dan acara televisi, seperti The Big Lebowski dan Mad Men, memperkuat statusnya sebagai ikon budaya.

Fakta Menarik

  1. Lagu Terpanjang pada Masanya: Dengan durasi lebih dari enam menit, lagu ini menentang norma single radio dan membuktikan bahwa lagu panjang bisa sukses secara komersial.

  2. Riff Organ Ikonik: Al Kooper, yang bukan pemain organ profesional, menciptakan riff organ secara improvisasi, yang menjadi elemen kunci lagu ini.

  3. Inspirasi Lirik: Beberapa teori menyebutkan bahwa lirik lagu ini terinspirasi oleh Edie Sedgwick, seorang sosialita dan aktris yang dekat dengan lingkaran Andy Warhol.

  4. Penampilan Legendaris: Penampilan Dylan di Newport 1965 dianggap sebagai momen “Dylan goes electric” yang mengubah sejarah musik.

  5. Pengakuan Universal: Lagu ini masuk ke dalam Grammy Hall of Fame pada 1998 dan Library of Congress’ National Recording Registry pada 2004.

Like a Rolling Stone bukan sekadar lagu; ini adalah pernyataan budaya yang menangkap semangat perubahan dan pemberontakan pada era 1960-an. Dengan lirik yang tajam, musik yang inovatif, dan energi yang tak tertahankan, lagu ini tetap relevan dan menginspirasi hingga kini. Bagi Bob Dylan, lagu ini adalah puncak kreativitasnya, sementara bagi dunia, ini adalah pengingat bahwa musik bisa menjadi cerminan jiwa dan katalis perubahan. Seperti batu yang menggelinding, lagu ini terus bergerak, meninggalkan jejak abadi dalam sejarah musik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *